JAKARTA - Salah satu faktor yang melatarbelakangi tingginya permintaan pekerja migran Indonesia (PMI) di Jepang adalah etos kerja yang tinggi dan keakraban mereka dengan budaya Jepang, menurut Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasushi Masaki.

"Orang Indonesia sangat rajin bekerja dan telah memiliki kedekatan dengan budaya Jepang," ujar Duta Besar Masaki dalam acara buka puasa bersama dengan para tokoh Islam Indonesia di kediaman Duta Besar Jepang di Jakarta, Selasa (19 November).

Berkat kedekatan dengan budaya Jepang, para pekerja Indonesia dengan mudah diterima di pasar tenaga kerja Jepang dan merasa betah bekerja di Negeri Matahari Terbit itu, ujar sang duta besar.

Masaki mengatakan bahwa tenaga kerja Indonesia saat ini tersebar di berbagai sektor ekonomi di Jepang, termasuk pertanian, perikanan, pemeliharaan dan manufaktur.

Dia menyatakan harapannya bahwa para pekerja migran akan belajar banyak keterampilan selama bekerja di Jepang dan dapat membawa pengetahuan yang berguna bagi rekan-rekan mereka di Jepang ketika mereka kembali ke Indonesia. Dengan cara ini, transfer pengetahuan dapat terjadi dan bermanfaat bagi Indonesia.

"Kami berharap lebih banyak lagi pekerja Indonesia yang bekerja di Indonesia dan (nantinya) kembali ke Indonesia dengan keterampilan yang sangat tinggi, sehingga menguntungkan kedua negara," kata Masaki.


Duta Besar juga mengatakan bahwa ia berkomitmen untuk terus memastikan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi para pekerja migran di Jepang.

Kerja sama bilateral antara Indonesia dan Jepang di bidang ketenagakerjaan juga telah diimplementasikan dalam penempatan TKI, pengembangan layanan ketenagakerjaan dan penugasan penasihat JICA di bidang ketenagakerjaan dan pengembangan sumber daya manusia di Kementerian Tenaga Kerja, di samping sistem pelatihan teknis.

Menurut Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, lebih dari 100.000 tenaga kerja Indonesia telah dikirim ke Jepang di bawah program pelatihan teknis yang telah berlangsung selama 30 tahun.

Dia mengatakan ribuan pekerja Indonesia juga saat ini bekerja sebagai perawat di Jepang. Mereka dikirim melalui 16 gelombang penempatan yang dilaksanakan di bawah implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA) dari tahun 2008 hingga 2023.

"Jumlah total penempatan perawat sebanyak 754 orang dan 3.196 orang perawat," ujarnya dalam pertemuan dengan Duta Besar Masaki pada hari Selasa.