Jakarta - Ininnawa: An Island Calling, film dokumenter yang disutradarai oleh Alfan Sablan, yang berhasil meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2022, kini telah hadir di platform penyedia konten lokal bernama Bioskop Online. Film tersebut kini tersedia untuk ditonton di platform penyedia konten lokal bernama Bioskop Online. Menurut pernyataan resmi dari Bioskop Online yang dirilis di Jakarta pada hari Jumat, film ini dapat ditonton di situs resminya. Sejauh ini, film tersebut telah tayang perdana di EBS International Documentary Film Festival (EIDF) di Korea Selatan pada Agustus 2023 dan terpilih untuk Cinefest Oz Film Festival di Australia dan Dili International Film Festival di Timor Leste pada September 2023.

Selain itu, film dokumenter ini juga diputar di saluran televisi EBS dan Al Jazeera berbahasa Inggris dan Arab di Korea Selatan pada tahun 2023.



Film Ininnawa: An Island Calling bercerita tentang seorang perempuan bernama Mimi dan ibunya yang menjadi tenaga kesehatan yang mendedikasikan hidupnya untuk kesehatan masyarakat di sebuah pulau terpencil di Indonesia.

Mimi bekerja di pulau-pulau yang berjarak lebih dari 30 jam perjalanan dengan perahu dari Sulawesi Selatan. Suaminya, Hasli, juga jauh dari keluarganya untuk mengejar panggilannya dan bekerja di pulau-pulau. Pertemuan keluarga sangat jarang terjadi.

Sebagai seorang perawat yang telah bekerja selama puluhan tahun, ibu Mimi, Rabia, sudah mulai pensiun. Dia menyerahkan tongkat estafet kepada putrinya. Rabia kembali ke pulau itu dan menjadi perawat informal. Film ini menyoroti tantangan, ketakutan, dan rasa tidak aman Mimi saat ia mulai bekerja sebagai perawat di daerah terpencil. Indonesia, sebuah negara besar dengan 265 juta penduduk yang tinggal di 17.000 pulau, mengalami tantangan serius, terutama di sektor kesehatan. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata. Meskipun saat ini terdapat sejumlah besar perawat, distribusi terbesar berada di Jawa dan kota-kota besar.

Sang sutradara, Alfan Sablan, juga mengakui bahwa ia menghabiskan waktu sekitar 15 tahun bekerja dengan Rabia dan keluarganya untuk membuat cerita film ini. Dia mengumpulkan 100 jam rekaman tentang kehidupan Rabia dan Mimi.