JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar AS melemah di awal pekan menyusul rilis data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) yang berada di bawah ekspektasi. Pada perdagangan pagi hari ini, Jumat (2/4), rupiah dibuka di level Rp 16.208 per dollar AS, melemah 20 poin (0,12%) dari sebelumnya Rp 16.188.
Analis ICDX Taufan Dimas Haleba mengatakan di Jakarta pada hari Jumat bahwa "pertumbuhan PDB yang lebih rendah dari perkiraan dan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan membebani mata uang dollar AS, menyeret mata uang rupiah ke bawah."

Pertumbuhan ekonomi AS turun lebih dari yang diharapkan, dengan pertumbuhan tahunan melambat menjadi 1,6% pada kuartal pertama 2024 dari sebelumnya 3,4%, jauh di bawah perkiraan 2,5%. Menurut Taufan, pelonggaran pertumbuhan ini merupakan kabar baik bagi investor yang mengharapkan Federal Reserve untuk mempercepat penurunan suku bunga, tetapi jika terlalu cepat dapat berdampak negatif pada ekonomi AS. Selain itu, belanja konsumen AS naik pada tingkat tahunan sebesar 3,4% di Q1 2024, hampir dua kali lipat dari 1,8% yang tercatat di Q4 2023.

Dia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.175 hingga Rp 16.245 per dolar AS.