BANDUNG -
Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah menjajaki berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas pangan, tidak hanya untuk saat ini namun juga untuk jangka panjang. Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bae Triadi Makmudin, mengatakan ada beberapa opsi seperti memaksimalkan penggunaan lahan tidur yang disesuaikan dengan tanaman yang akan ditanam.
"Seperti memanfaatkan lahan yang tidak terpakai secara maksimal. Jadi kami mencoba berbagai kemungkinan agar produksi tahun ini minimal sama dengan tahun lalu," ujar Bay Matumudin pada hari Rabu di Gedung Sate, Bandung.
Sementara itu, Dadan Hidayat, kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Jawa Barat, menambahkan bahwa pihaknya akan menyelidiki kemungkinan penggunaan lahan tidur sebagai lahan persawahan. "Ini adalah solusi yang diusulkan oleh pemerintah negara bagian, provinsi dan pusat. Kedua, kami bermaksud untuk mendata potensi sawah tadah hujan dan sawah pompanisasi. Kami sudah memiliki data hampir 300.000 hektar".
300.000 hektar sawah yang ditinggalkan dan sawah tadah hujan dapat meningkatkan produksi beras dari yang awalnya hanya satu kali panen menjadi dua kali panen atau lebih.
Program ini, yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian bekerja sama dengan TNI dan pemerintah daerah, diharapkan dapat menghilangkan lahan kosong antara bulan April dan September.
"Ada potensi 300.000 ha yang dapat dimanfaatkan untuk panen. Secara khusus, pompanisasi dapat meningkatkan panen dari satu menjadi dua atau dua menjadi tiga kali lipat".
