Informasi Pangandaran

Ombak dan Angin Besar Berkah Untuk Nelayan Pangandaran

Oleh Redaksi pada Sabtu, 04 Februari 2012 22:11 WIB

Di balik munculnya ombak besar yang berbarengan dengan datangnya musim angin barat ternyata membawa berkah tersendiri bagi sejumlah nelayan di kawasan pantai barat Pangandaran, Kabupaten Ciamis. Saat ini mereka lebih banyak mendapat hasil tangkapan, terutama untuk jenis ikan layur.

Mulai banyaknya hasil tangkapan ikan layur tersebut, setidaknya dapat menjadi pengganti minimnya hasil tangkapan sebelumnya saat masa paceklik. Lebih menggembirakan lagi harga ikan layur saat ini juga mulai naik apabila dibandingkan kondisi sebelumnya. Saat ini harga ikan layur bervariasi sesuai dengan berat ikan tersebut, berkisar antara Rp 18.000 - Rp 30.000 per kilogram.

Ny. Tisno nelayan di Pantai Timur Pangandaran mengatakan harga ikan layur tergantung dari besar kecilnya ikan tersebut. Semakin besar atau berat, harga ikan layur semakin mahal.

’’Seakin berat, harganya tambah mahal. Terus terang sejak musim angin barat hampir tiap hari dapat layur. Sebelumnya sih tidak begitu ramai, hanya beberapa saja, tetapi sekarang cukup banyak,’’ ujarnya, Senin (30/1), di sela melayani warga yang membeli ikan segar yang baru diambil dari laut.

Selain layur, ikan lain juga ikut meramaikan pasaran, seperti manyung ekor kuning, cumi-cumi udang dan lainnya. Dibandingkan dengan ikan layur, harga ikan manyung lebih mahal, akan tetapi jumlahnya relatif lebih sedikit. Harga ikan manyung sampai Rp 30.000 per kilogram, sedangkan udang tergantung jenisnya, untuk udang jerbung Rp 120.000 dan udang jambu Rp 30.000 per kilogram.

’’Dibdaningkan tangkapan lainnya, paling banyak ikan layur. Namanya juga usaha,kadang dapat banyak, kadang juga sedikit, tetapi hampir tiap hari dapat ikan layur. Kalau jualnya tidak susah, cukup langsung dijajar di pinggir pantai,’’ ungkapnya.

Sementara nelayan lainnya Kirno menambahkan, belakangan ini sedang musim ikan layur. Hanya saja hasil tangkapannya belum begitu banyak apabila dibandingkan dengan sebelumnya.

’’Mungkin karena dekat dari pantai jadi hasil tangkapnnya tidak maksimal. Namun demikian kami tetap bersyukur mendapatkan hasil, namanya juga rezeki, hari ini dapat ikan banyak, mungkin besok sedikit,’’ tuturnya.

Dia mengatakan saat musim angin barat, nelayan pantai timur Pangandaran tetap melaut, namun demikian jarak tempuhnya diperpendek. Keadaan tersebut disebabkan karena di bagian tengah laut ombak sedang besar. Alasan lainnya karena keterbatasan alat tangkap, seperti hanya memakai perahu kecil serta jala atau jaring khusus untuk pantai.

’’Memang ombak lebih besar dibandingkan biasanya, tetapi kami tetap melaut. Tidak mungkin berhenti, sepanjang bisa melaut kami akan tetap mencari ikan. Yang penting waspada, jika ada tanda-tanda bakal datang ombak besar, segera pulang,’’ ungkapnya.

Sebagai nelayan yang sudah puluhan tahun melaut, Kirno yang saat itu bersama dengan Tisno menambahkan bahwa musim angin barat yang diikuti dengan gelombang tinggi diperkirakan bakal berlangsung hingga bulan Juni mendatang. Berbeda dengan petani di pantai timur, lanjutnya selama musim angin barat, sebagian nelayan di pantai barat mengurangi aktivitasnya mencari ikan di laut.

’’Harapan kami datangnya angin timur juga membawa berkah tersendiri bagi nelayan. Sekarang hampir setiap hari dapat ikan layur, waktu musim kemarau praktis hasil tangkapan sedikit,’’ tuturnya. Sumber PikiranRakyat

# # # # # # # # # # # # # #